Garam Himalaya dikenal karena warnanya pink dan kandungan mineral tambahan. Rasanya mirip garam biasa, hanya sedikit lebih lembut di lidah. Meski terlihat alami, kandungan natrium tetap sama sehingga harus dibatasi, terutama bagi penderita hipertensi. Jadi, garam ini bisa jadi alternatif, tapi bukan solusi ajaib.
Manfaat Membaca Artikel Ini
- Tahu perbedaan garam Himalaya dan garam biasa.
- Paham klaim manfaat dan faktanya.
- Dapat tips penggunaan aman.
- Lebih bijak memilih garam sesuai kebutuhan tubuh.
Halo ZenPlus! 🌿
Pernah dengar garam warna pink yang katanya lebih sehat daripada garam dapur biasa? Yup, itu dia garam Himalaya. Banyak yang nyebut ini garam “premium” karena warnanya cantik banget dan dipercaya punya manfaat ekstra.
Tapi bener nggak sih garam ini memang lebih baik dibanding garam biasa? Yuk, kita kupas bareng-bareng biar nggak cuma ikut tren doang.
Apa Itu Garam Himalaya?

Jadi gini, garam Himalaya itu aslinya ditambang dari daerah Khewra, Pakistan, yang lokasinya ada di kaki pegunungan Himalaya. Warnanya bisa pink muda sampai agak kemerahan, tergantung kadar mineralnya. Unik banget, lho. Warna pink itu muncul karena kandungan zat besi plus mineral lain kayak magnesium, kalsium, dan potasium.
Bentuknya juga macem-macem. Ada yang masih kasar kayak kristal, ada juga yang sudah dihaluskan jadi mirip garam dapur. Karena tampilannya cantik, nggak heran kalau garam ini sering dipakai bukan cuma buat masak, tapi juga buat dekorasi meja makan atau spa. Estetik banget, ya kan?
Rasa Garam Himalaya, Apa Beda dengan Garam Biasa?

Kalau soal rasa, sebenarnya mirip banget sama garam biasa: asin juga. Bedanya, banyak orang bilang rasanya agak lebih “mellow” alias lembut di lidah.
Kerasa bedanya kalau dipakai buat finishing touch. Misalnya ditabur di atas steak, salad, atau kentang panggang. Kristalnya yang crunchy bisa bikin sensasi baru pas digigit. Jadi bukan cuma rasa, tapi tekstur juga ada bedanya, lho.
Kandungan dan Manfaat Garam Himalaya
Nah, yang bikin garam ini nge-hype tuh klaimnya. Katanya mengandung lebih dari 80 jenis mineral dalam jumlah kecil. Beberapa manfaat yang sering disebut:
- Bisa nyumbang mineral tambahan buat tubuh.
- Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Bikin hidrasi lebih optimal.
- Kasih variasi rasa dibanding garam biasa.
Tapi inget ya, jumlah mineralnya dikit banget karena kita pakai garam cuma seujung sendok tiap hari. Jadi jangan keburu mikir kalau garam pink ini “ajaib” banget.
Perbandingan dengan Garam Biasa
Garam dapur biasa biasanya udah diproses sampai halus banget, makanya sebagian mineral alaminya hilang. Sebagai ganti, biasanya ditambahin yodium supaya kita nggak gampang kena gangguan tiroid.
Sementara garam Himalaya lebih alami karena nggak banyak diproses. Tapi justru karena itu, dia nggak ada tambahan yodium. Jadi kalau tiap hari cuma pakai garam Himalaya, pastikan asupan yodium dari sumber lain ya—kayak ikan laut, rumput laut, atau susu. Kalau nggak, malah bisa kurang yodium, lho.
Bagaimana dengan Penderita Hipertensi?

Ini nih pertanyaan favorit: aman nggak sih buat orang hipertensi?
Jawabannya, baik garam Himalaya maupun garam dapur sama-sama punya kandungan natrium. Jadi ya, sama-sama harus dibatasi. Nggak bisa otomatis jadi “lebih sehat” hanya karena warnanya pink atau katanya natural.
Tapi ada satu hal menarik: karena rasanya lebih lembut, banyak orang jadi pakai lebih sedikit. Nah, ini bisa jadi keuntungan kalau beneran bikin total konsumsi garam berkurang. Tetep aja, yang penting itu berapa banyak garam masuk ke tubuh, bukan jenis garamnya.
Saran Penggunaan Garam Himalaya
Memang cantik dan unik banget sih garam pink ini, tapi jangan kebablasan juga. Ingat, yang penting itu porsinya, bukan jenisnya. Biar lebih aman, coba ikutin tips ini:
- Pakai secukupnya aja. WHO nyaranin maksimal 5 gram per hari (sekitar 1 sendok teh kecil).
- Lebih cocok dipakai buat finishing dish, jadi rasa asinnya lebih terasa tanpa perlu kebanyakan.
- Kalau punya hipertensi, fokus tetap ke diet rendah garam secara umum. Jangan cuma ganti jenis garam terus merasa aman.
- Jangan lupa penuhi kebutuhan yodium dari makanan lain kalau sering pakai garam Himalaya.
Pola Hidup Sehat dengan DietPlus
👉 Jadi, ZenPlus, gimana? Pengen coba garam Himalaya buat di dapur, atau masih nyaman dengan garam biasa yang sudah diperkaya yodium?
🌿 Ingat, sehat itu nggak melulu soal ikutin tren, tapi soal keseimbangan. Kalau mau lebih gampang jaga pola makan tanpa pusing mikirin takaran garam, lemak, atau kalori harian—DietPlus siap bantu Anda mulai gaya hidup clean eating dengan lebih praktis.
💬 Yuk, klik tombol dibawah ini dan cek menu kami, temukan program yang pas banget buat kebutuhan Anda😊