FREE ONGKIR*!! Area Bandung, Tanpa Minimum Order.

Makanan Ultra-Proses Berlabel Sehat, Kenali Faktanya!

Pernahkah Anda membeli makanan yang berlabel "sehat", tetapi ternyata mengandung banyak bahan tambahan? Yuk, kenali makanan ultra-proses yang sering dikira sehat dan cara menguranginya!
Ditulis oleh :
Pakar Nutrisi
Anggraeni Nuraeni
Anggraeni lulus dari bla bla bla bla dan telah bekerja sebagai nutritionist selama kurang l
Editorial oleh :
SEO Specialist
Widi Widiyanti
Pembicara SEO di berbagai event nasional dan internasional
Winda Head Nutritionist of Dietplus Indonesia
Ditulis oleh :
Head of Nutritionist
Winda Nur Aisyah

Ahli gizi bersertifikasi yang sudah berpengalaman 10 tahun merancang menu yang seimbang dan bergizi, memastikan setiap hidangan mendukung kesehatan pelanggan.

Editorial oleh :
SEO Specialist
Widiyanti Rusana
Praktisi SEO berpengalaman luas dalam bidang optimasi mesin pencari (SEO) dan digital marketing, juga menjadi pembicara di berbagai SEO Event skala lokal & global.
Makanan Ultra-Proses Berlabel Sehat, Kenali Faktanya!
Bagikan :
Artikel terakhir diperbaharui pada 27-Feb-2025
Intisari Artikel Ini :

Banyak makanan yang dipasarkan sebagai “sehat” ternyata termasuk dalam kategori ultra-proses. Artinya, makanan ini telah mengalami banyak pengolahan, mengandung aditif, pemanis buatan, serta bahan kimia tambahan.

Artikel ini akan membantu Anda mengenali contoh makanan yang sering dikira sehat tetapi sebenarnya ultra-proses, serta bagaimana mengurangi konsumsi makanan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Membaca Artikel Ini untuk ZenPlus:

  • Mengetahui apa itu makanan ultra-proses secara singkat.
  • Mengenali makanan berlabel sehat yang ternyata ultra-proses.
  • Mengetahui cara mengurangi makanan ultra-proses tanpa harus menghindarinya sepenuhnya.
  • Mendapatkan alternatif makanan yang lebih sehat.
  • Menyadari pentingnya pola makan berbasis real food untuk kesehatan jangka panjang.

ZenPlus, apakah Anda pernah membeli granola bar, yogurt rasa, atau susu nabati karena mengira itu pilihan yang lebih sehat? Banyak produk yang dikemas dengan klaim “sehat”, “natural”, atau “low fat”, padahal mengandung banyak bahan tambahan yang tidak kita sadari.

Meskipun makanan ultra-proses sulit dihindari sepenuhnya, kita bisa mengurangi konsumsinya secara signifikan dengan lebih cermat dalam memilih makanan. Mari kita bahas bersama!

Apa Itu Makanan Ultra-Proses?

Makanan ultra-proses adalah makanan yang mengalami banyak tahap pengolahan dan sering kali mengandung bahan tambahan seperti pemanis buatan, pewarna, pengawet, dan penambah rasa.

Meskipun tidak semua makanan ultra-proses buruk, banyak yang mengandung gula, garam, dan lemak tambahan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

Makanan Berlabel Sehat yang Ternyata Ultra-Proses

Mari kita lihat beberapa contoh makanan yang sering dianggap sehat tetapi sebenarnya termasuk dalam kategori ultra-proses:

1. Sereal Sarapan dan Granola

Sereal Sarapan Mengandung Pewarna dan Pemanis
Sereal sarapan yang mengandung pewarna dan pemanis (Sumber: freepik)

Sereal dan granola sering dikemas sebagai sarapan sehat dan bergizi. Namun, banyak produk di pasaran mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi, minyak terhidrogenasi, serta perasa dan pewarna buatan.

Sereal instan dan granola kemasan sering kali kehilangan serat alami akibat pemrosesan yang berlebihan, membuatnya kurang mengenyangkan dan lebih cepat meningkatkan kadar gula darah.

Alternatif lebih sehat: Pilih oat utuh tanpa tambahan gula dan tambahkan topping alami seperti buah segar, kacang-kacangan, atau biji chia untuk menambah nutrisi tanpa bahan tambahan.

2. Yogurt Rasa-Rasa dan Yogurt Rendah Lemak

Yoghurt Berpemanis
Yoghurt dengan tambahan gula yang tinggi (Sumber: freepik)

Yogurt sering dianggap sebagai makanan sehat, tetapi versi rendah lemak atau yang memiliki rasa tambahan sering kali mengandung pemanis buatan dan gula dalam jumlah tinggi untuk menggantikan lemak yang dihilangkan.

Beberapa produk bahkan mengandung sirup jagung tinggi fruktosa yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin jika dikonsumsi secara berlebihan.

Alternatif lebih sehat: Pilih Greek yogurt plain tanpa tambahan gula dan tambahkan potongan buah segar atau madu alami untuk rasa manis yang lebih sehat.

3. Minuman Protein dan Smoothie Kemasan

Whey Protein Tinggi gula dan Pengawet
Whey protein yang tinggi gula dan pengawet (Sumber: freepik)

Minuman protein dan smoothie kemasan sering dianggap praktis dan sehat. Namun, banyak dari produk ini mengandung pemanis buatan, pengawet, dan perasa sintetis yang membuatnya lebih mirip minuman ultra-proses daripada minuman sehat. Beberapa bahkan memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dari soda.

Alternatif lebih sehat: Buat smoothie sendiri dengan campuran buah segar, sayur, dan sumber protein alami seperti kacang-kacangan atau yogurt tawar.

4. Snack Kemasan ‘Sehat’ (Granola Bar, Energy Bar, Rice Cake)

Snack bar yang belum tentu sehat
Ilustrasi snack bar dengan bahan-bahan tambahan yang tidak sehat (Sumber: freepik)

Snack yang diklaim sehat seperti granola bar dan energy bar sering kali mengandung sirup jagung, gula rafinasi, serta minyak terhidrogenasi.

Meski tinggi serat dan protein, banyak dari produk ini diproses dengan bahan tambahan yang membuatnya tidak jauh berbeda dari camilan ultra-proses lainnya.

Alternatif lebih sehat: Pilih camilan berbahan dasar real food, seperti kacang-kacangan panggang, buah segar, atau dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi.

5. Roti Gandum dan Roti Protein

Roti Gandum dengan tambahan pengawet dan gula
Ilustrasi roti gandum dengan tambahan pengawet dan gula (Sumber: freepik)

Banyak roti gandum di pasaran yang tetap menggunakan tepung olahan dengan tambahan gluten, gula, dan bahan pengawet agar lebih tahan lama.

Roti protein pun tidak selalu lebih sehat karena sering mengandung perasa tambahan dan bahan kimia untuk meningkatkan tekstur dan rasa.

Alternatif lebih sehat: Pilih roti sourdough atau roti gandum utuh dengan daftar bahan yang minimal dan tanpa tambahan gula.

6. Susu Nabati Kemasan (Almond, Oat, atau Soy)

susu nabati kemasan dengan berbagai bahan tambahan
Ilustrasi susu nabati kemasan dengan berbagai bahan tambahan (Sumber: freepik)

Susu nabati sering dipilih sebagai alternatif susu sapi, tetapi banyak produk kemasan mengandung gula tambahan, pengemulsi, dan perasa buatan.

Beberapa bahkan memiliki lebih banyak karbohidrat daripada protein, membuatnya tidak seimbang secara nutrisi.

Alternatif lebih sehat: Buat susu nabati sendiri di rumah dengan bahan sederhana tanpa tambahan pemanis atau pengawet.

7. Daging dan Makanan Vegan Olahan

Daging vegan tinggi sodium
Ilustrasi daging vegan yang tinggi sodium (Sumber: freepik)

Banyak orang menganggap daging vegan atau produk plant-based sebagai pilihan lebih sehat, tetapi banyak dari produk ini mengandung bahan aditif, perasa buatan, dan kadar sodium yang sangat tinggi.

Tekstur daging buatan sering kali dibuat menggunakan minyak olahan dan pengental buatan yang dapat mempengaruhi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.

Alternatif lebih sehat: Pilih sumber protein nabati alami seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang tidak diproses berlebihan.

8. Saus dan Dressing Salad Kemasan

Macam-macam saus tinggi gula dan MSG
Macam-macam saus tinggi gula dan MSG (Sumber: freepik)

Meskipun dipasarkan sebagai pilihan sehat, banyak dressing salad kemasan mengandung gula tambahan, MSG, dan bahan pengawet untuk meningkatkan rasa dan masa simpan. Beberapa produk bahkan mengandung minyak olahan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol buruk.

Alternatif lebih sehat: Buat dressing sendiri di rumah dengan campuran minyak zaitun, perasan lemon, bawang putih, dan rempah alami.

9. Jus Kemasan

Jus buah kemasan yang tinggi gula
Jus buah kemasan yang tinggi gula dan kehilangan serat (Sumber: freepik)

Banyak orang menganggap jus buah kemasan sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan soda atau minuman manis lainnya. Namun, jus kemasan sering kali mengandung gula tambahan, konsentrat buah yang telah kehilangan serat, serta bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan.

Akibatnya, jus ini bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat tanpa memberikan manfaat serat alami dari buah utuh.

Alternatif lebih sehat: Pilih jus segar yang dibuat sendiri di rumah tanpa tambahan gula, atau konsumsi buah utuh yang mengandung serat alami untuk memperlambat penyerapan gula dalam tubuh.

Apakah Kita Tidak Boleh Makan Makanan Ultra-Proses Sama Sekali?

Makanan ultra-proses memang sering dikaitkan dengan dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Namun, dalam kehidupan modern, menghindarinya sepenuhnya bisa menjadi tantangan besar.

Yang lebih realistis adalah mengurangi konsumsi makanan ultra-proses secara signifikan dengan tetap mempertahankan pola makan seimbang. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

Kendalikan porsinya – Jika memang harus mengonsumsi makanan ultra-proses, batasi jumlahnya dan kombinasikan dengan makanan utuh.

Pilih versi dengan daftar bahan yang lebih sederhana – Semakin pendek daftar bahannya, semakin baik.

Imbangi dengan makanan real food – Pastikan sebagian besar asupan harian berasal dari bahan alami seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan protein berkualitas.

Masak sendiri lebih sering – Ini adalah cara terbaik untuk memastikan makanan yang dikonsumsi minim bahan tambahan yang tidak perlu.

Tidak ada salahnya mengonsumsi makanan ultra-proses sesekali, tetapi yang penting adalah tidak menjadikannya sebagai bagian utama dalam pola makan sehari-hari.

Kesimpulan

Tidak semua makanan berlabel “sehat” benar-benar sehat. Banyak yang termasuk dalam kategori ultra-proses dan mengandung gula tambahan, perasa sintetis, dan bahan aditif. Dengan lebih cermat dalam memilih makanan, kita bisa mengurangi konsumsi makanan ultra-proses dan beralih ke real food untuk kesehatan jangka panjang.

Untuk Anda yang ingin pola makan sehat tanpa bingung memilih bahan makanan, DietPlus hadir sebagai solusi makanan sehat berbasis real food dan organik. Semua makanan dibuat tanpa tambahan bahan pengawet dan zat kimia berlebihan, memastikan nutrisi alami tetap terjaga.

Klik tombol dibawah ini dan mulai gaya hidup sehat dengan DietPlus hari ini!  🚀

Referensi

  • Monteiro, C. A., Cannon, G., Moubarac, J.-C., Levy, R. B., Louzada, M. L., & Jaime, P. C. (2018). The UN Decade of Nutrition, the NOVA food classification and the trouble with ultra-processing. Public Health Nutrition.
  • Fardet, A. (2018). Minimally processed foods are more satiating and less hyperglycemic than ultra-processed foods: a preliminary study. Journal of Nutrition and Metabolism.
  • Kementerian Kesehatan RI. (2023). Pedoman Konsumsi Makanan Sehat dan Minim Proses.
  • Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2023). Ultra-processed foods and risk of metabolic diseases.
  • The Conversation Indonesia. (2023, Juni 1). 8 makanan ini ternyata adalah makanan ultra-proses, begini cara mengetahuinya.
Info Buah dan Sayur Superfood Hari Ini
Info SuperFood
Anda akan terhubung dengan whatsapp admin penjualan buah dan sayur dari SuperFood
Banner Promo Ramadhan DietplusBanner Promo Ramadhan Dietplus
Winda Head Nutritionist of Dietplus Indonesia
Ditulis oleh :
Head of Nutritionist
Winda Nur Aisyah

Ahli gizi bersertifikasi yang sudah berpengalaman 10 tahun merancang menu yang seimbang dan bergizi, memastikan setiap hidangan mendukung kesehatan pelanggan.

Editorial oleh :
SEO Specialist
Widiyanti Rusana
Praktisi SEO berpengalaman luas dalam bidang optimasi mesin pencari (SEO) dan digital marketing, juga menjadi pembicara di berbagai SEO Event skala lokal & global.
Daftar Isi :
Banner Promo Ramadhan DietplusBanner Promo Ramadhan Dietplus
Daftar Isi Artikel