FREE ONGKIR*!! Area Bandung, Tanpa Minimum Order.

Benarkah Makanan Ultra-Proses Bikin Kecanduan?

Makanan ultra-proses tak hanya berdampak fisik, tapi juga mental. Ketahui zat aditif penyebab kecanduan dan gangguan kognitif agar lebih bijak memilih makanan!
Ditulis oleh :
Pakar Nutrisi
Anggraeni Nuraeni
Anggraeni lulus dari bla bla bla bla dan telah bekerja sebagai nutritionist selama kurang l
Editorial oleh :
SEO Specialist
Widi Widiyanti
Pembicara SEO di berbagai event nasional dan internasional
Winda Head Nutritionist of Dietplus Indonesia
Ditulis oleh :
Head of Nutritionist
Winda Nur Aisyah

Ahli gizi bersertifikasi yang sudah berpengalaman 10 tahun merancang menu yang seimbang dan bergizi, memastikan setiap hidangan mendukung kesehatan pelanggan.

Editorial oleh :
SEO Specialist
Widiyanti Rusana
Praktisi SEO berpengalaman luas dalam bidang optimasi mesin pencari (SEO) dan digital marketing, juga menjadi pembicara di berbagai SEO Event skala lokal & global.
Bagikan :
Artikel terakhir diperbaharui pada 11-Feb-2025
Intisari Artikel Ini :

Makanan ultra-proses tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan perilaku.

Zat aditif seperti pemanis buatan, MSG, dan pewarna makanan dapat menyebabkan kecanduan, meningkatkan risiko depresi, gangguan konsentrasi, dan bahkan mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Dengan memahami dampaknya, ZenPlus dapat lebih bijak dalam memilih makanan untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh.

Manfaat Membaca Artikel untuk ZenPlus

  • Memahami dampak makanan ultra-proses pada otak dan perilaku.
  • Mengetahui zat aditif penyebab kecanduan dan gangguan mental.
  • Mendapatkan wawasan dari studi ilmiah terbaru.
  • Menemukan cara mudah menghindari makanan ultra-proses.
  • Mendapatkan solusi pola makan sehat yang lebih baik.

Halo, ZenPlus! Pernahkah Anda merasa sulit berhenti mengonsumsi camilan kemasan, minuman bersoda, atau makanan cepat saji, meskipun sudah kenyang?

Bisa jadi ini bukan sekadar keinginan biasa—makanan ultra-proses memang dirancang untuk bikin ketagihan!

Lebih dari itu, zat aditif di dalamnya juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan perilaku kita.

Yuk, kita bahas lebih dalam agar lebih bijak dalam memilih makanan sehari-hari!

Apa Itu Zat Aditif dalam Makanan Ultra-Proses?

Zat Aditif pada Makanan
Ilustrasi zat aditif  yang dimasukan pada makanan (Sumber: freepik)

Zat aditif adalah bahan tambahan yang dimasukkan ke dalam makanan untuk meningkatkan rasa, warna, tekstur, atau memperpanjang masa simpan.

Dalam makanan ultra-proses, zat ini sering kali digunakan dalam jumlah besar untuk membuat makanan lebih menarik dan tahan lama.

Beberapa zat aditif yang sering ditemukan dalam makanan ultra-proses meliputi:

  • Pemanis buatan (seperti aspartam dan sukralosa) – memberikan rasa manis tanpa kalori tinggi.
  • Monosodium glutamat (MSG) – meningkatkan cita rasa makanan agar lebih gurih dan menggugah selera.
  • Pengawet (seperti natrium benzoat) – menjaga makanan tetap tahan lama.
  • Emulsifier dan stabilizer – menjaga tekstur makanan agar tetap menarik.
  • Pewarna sintetis (seperti tartrazin dan sunset yellow) – digunakan untuk memperkuat warna makanan, tetapi beberapa penelitian mengaitkannya dengan hiperaktivitas pada anak-anak dan potensi efek negatif pada kesehatan otak.

Zat-zat ini mungkin terdengar biasa, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, bisa berdampak besar pada otak dan perilaku kita.

Apakah Zat Aditif Bisa Membuat Kecanduan?

Kecanduan Makanan Ultra Proses
Ilustrasi kecanduan makanan ultra-proses (Sumber: freepik)

Jawabannya: Ya! Beberapa studi telah menunjukkan bahwa makanan ultra-proses dapat memicu kecanduan dengan cara yang mirip dengan zat adiktif lainnya, seperti nikotin atau alkohol.

🔬 Studi dari The BMJ (2023) menemukan bahwa makanan ultra-proses, terutama yang mengandung kombinasi gula, lemak, dan garam, dapat memicu pelepasan dopamin di otak—hormon yang membuat kita merasa bahagia dan puas. Efeknya serupa dengan mekanisme kecanduan terhadap alkohol dan obat-obatan tertentu.

🔬 Penelitian lain dari University of Michigan mengungkapkan bahwa sekitar 14% orang dewasa mengalami kecanduan makanan ultra-proses, dengan tanda-tanda seperti keinginan kuat, kesulitan mengontrol konsumsi, dan tetap mengonsumsi meskipun tahu dampak buruknya.

🔬 Sebuah studi di JAMA Psychiatry (2022) juga menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan makanan ultra-proses berhubungan dengan perubahan pada bagian otak yang mengatur pengendalian diri, membuat seseorang lebih rentan makan berlebihan.

Hasilnya? Kita cenderung makan lebih banyak tanpa sadar dan makin sulit berhenti!

Dampak Zat Aditif terhadap Kesehatan Mental dan Perilaku

Selain kecanduan, makanan ultra-proses juga bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan perilaku. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan erat antara zat aditif dan gangguan psikologis berikut:

1. Peningkatan Risiko Depresi dan Kecemasan

Ultra proses food dan Depresi
Peningkatan risiko depresi (Sumber: freepik)
  • Studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health (2023) menemukan bahwa konsumsi tinggi makanan ultra-proses berhubungan dengan peningkatan risiko depresi hingga 48%.
  • Pemanis buatan seperti aspartam diketahui dapat mengganggu produksi serotonin, hormon yang mengatur suasana hati.

2. Gangguan Perilaku dan Konsentrasi

Gangguan konsentrasi akibat makanan ultra proses
Gangguan konsentrasi pada anak (Sumber: freepik)
  • Sebuah studi di The Lancet Psychiatry menemukan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi makanan ultra-proses lebih berisiko mengalami hiperaktif dan gangguan perhatian (ADHD).
  • Pewarna makanan seperti tartrazin dan sunset yellow dikaitkan dengan peningkatan hiperaktivitas pada anak-anak.

3. Penurunan Fungsi Kognitif

Gangguan Kognitif Akibat Makanan Ultra Proses
Ilustrasi penurunan kognitif akibat konsumsi makanan ultra proses (Sumber: freepik)
  • Penelitian dari American Journal of Clinical Nutrition (2022) menyebutkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dalam jangka panjang dapat mempercepat penurunan kognitif hingga 25%.
  • Zat aditif tertentu dapat memicu inflamasi otak, yang berhubungan dengan gangguan memori dan fokus.

Dampaknya tidak main-main, bukan? Makanan yang tampak enak dan praktis ternyata bisa memengaruhi kesehatan mental serta cara kita berpikir dan bertindak.

Bagaimana Cara Menghindari Zat Aditif Berbahaya?

Berikut adalah tips untuk mengurangi konsumsi makanan ultra-proses:

  • 📖 Baca label makanan – Jika daftar bahannya panjang dan sulit dipahami, kemungkinan besar itu adalah makanan ultra-proses.
  • 🥗 Pilih makanan segar dan minim proses – Sayur, buah, kacang-kacangan, dan protein tanpa tambahan zat aditif adalah pilihan terbaik.
  • 🚫 Kurangi konsumsi makanan kemasan – Hindari camilan dan minuman dalam kemasan dengan banyak bahan tambahan.
  • 🍯 Gunakan pemanis alami – Gantilah pemanis buatan dengan madu, kurma, atau gula kelapa.
  • 👩‍🍳 Masak sendiri – Memasak di rumah memungkinkan Anda mengontrol bahan makanan dan menghindari zat tambahan berbahaya.

Kesimpulan

ZenPlus, sekarang kita tahu bahwa makanan ultra-proses bukan hanya berbahaya bagi tubuh, tetapi juga bagi kesehatan mental dan perilaku. Zat aditif seperti pemanis buatan, MSG, dan pewarna makanan dapat membuat kita kecanduan, lebih mudah stres, sulit fokus, dan bahkan berisiko depresi.

Jadi, yuk mulai lebih sadar dalam memilih makanan! Jika Anda ingin makanan yang sehat, praktis, dan tetap enak tanpa zat tambahan berlebihan, DietPlus siap membantu. Tunggu apa lagi? Mulai perjalanan hidup sehat Anda sekarang! 💚

Referensi

  • Monteiro, C. A., et al. (2019). “Ultra-processed foods: what they are and how to identify them.” Public Health Nutrition, 22(5), 936-941.
  • Srour, B., et al. (2019). “Ultra-processed food intake and risk of cardiovascular disease: prospective cohort study (NutriNet-Santé).” The BMJ, 365, l1451.
  • Fiolet, T., et al. (2018). “Consumption of ultra-processed foods and cancer risk: results from NutriNet-Santé prospective cohort.” The BMJ, 360, k322.
  • Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2023). “Ultra-processed foods and mental health: The connection and consequences.”
  • American Journal of Clinical Nutrition. (2022). “Association of ultra-processed food consumption with cognitive decline in adults.” Am J Clin Nutr, 116(5), 1264-1273.
  • JAMA Psychiatry. (2022). “Ultra-processed food consumption and risk of mental disorders: A systematic review.”
  • The Lancet Psychiatry. (2021). “Dietary patterns and ADHD symptoms: A systematic review and meta-analysis.”
  • University of Michigan. (2023). “The addictive potential of ultra-processed foods: A behavioral and neuroscientific perspective.”
Info Catering Sehat Dietplus Minggu Ini
Info Menu & Program
Anda akan terhubung dengan whatsapp ahli gizi Dietplus Indonesia
Banner Promo Ramadhan DietplusBanner Promo Ramadhan Dietplus
Winda Head Nutritionist of Dietplus Indonesia
Ditulis oleh :
Head of Nutritionist
Winda Nur Aisyah

Ahli gizi bersertifikasi yang sudah berpengalaman 10 tahun merancang menu yang seimbang dan bergizi, memastikan setiap hidangan mendukung kesehatan pelanggan.

Editorial oleh :
SEO Specialist
Widiyanti Rusana
Praktisi SEO berpengalaman luas dalam bidang optimasi mesin pencari (SEO) dan digital marketing, juga menjadi pembicara di berbagai SEO Event skala lokal & global.
Daftar Isi :
Banner Promo Ramadhan DietplusBanner Promo Ramadhan Dietplus
Daftar Isi Artikel