Maag dan GERD sering disamakan karena gejalanya mirip, padahal keduanya adalah kondisi berbeda. Artikel ini membahas perbedaan maag dan GERD dari sisi gejala, penyebab, serta cara penanganannya. Dengan memahami perbedaannya, ZenPlus bisa lebih tepat dalam menjaga kesehatan lambung dan memilih pola makan yang sesuai.
Manfaat Membaca Artikel Ini untuk ZenPlus:
✅ Mengetahui perbedaan utama antara maag dan GERD
✅ Memahami gejala khas yang membedakan keduanya
✅ Mengetahui penyebab dan pemicu masing-masing kondisi
✅ Menghindari salah penanganan yang bisa memperburuk gejala
✅ Mendapat panduan pola makan yang cocok untuk lambung sensitif
ZenPlus, pernahkah Anda merasa nyeri di bagian atas perut atau dada terasa panas setelah makan? Lalu langsung menyimpulkan, “Wah, maag nih!” Padahal, bisa jadi itu bukan maag, melainkan GERD.
Banyak orang masih bingung membedakan maag dan GERD, karena gejalanya memang tampak mirip. Tapi sebenarnya, dua kondisi ini punya mekanisme, penyebab, dan cara penanganan yang berbeda.
Mengetahui bedanya akan membantu Anda menghindari salah penanganan — apalagi soal lambung, salah langkah bisa memperburuk kondisi.
Yuk, kita bahas tuntas perbedaannya satu per satu!
Apa Itu Maag dan Apa Itu GERD?
Maag, atau istilah medisnya dispepsia, adalah kondisi saat lambung mengalami iritasi atau gangguan pencernaan.
Biasanya, maag muncul akibat pola makan yang tidak teratur, stres, atau infeksi bakteri Helicobacter pylori. Gejalanya bisa berupa perut perih, kembung, mual, atau rasa cepat kenyang.
Sedangkan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan akibat katup lambung (sfingter) yang melemah.
Ini menyebabkan sensasi panas di dada (heartburn), mulut terasa asam, atau bahkan batuk dan suara serak.
➡️ Perbedaan utama: Maag terjadi di lambung, sedangkan GERD berkaitan dengan refluks asam ke kerongkongan.
Gejala dan Penyebab Maag vs GERD: Dengarkan Sinyal Tubuh Anda
Maag biasanya ditandai dengan nyeri di ulu hati, perut terasa kembung, mual, bersendawa, atau rasa begah setelah makan.
Lokasi sakit biasanya di tengah perut bagian atas, dan sering membaik setelah makan atau minum hangat. Maag bisa muncul akibat makan tidak teratur, stres, infeksi bakteri H. pylori, konsumsi makanan pedas atau asam, serta efek samping obat seperti aspirin atau ibuprofen. Gaya hidup yang buruk seperti merokok atau sering menunda makan juga bisa memicu maag.
GERD sering muncul sebagai rasa terbakar di dada (heartburn), mulut pahit atau asam, nyeri dada mirip serangan jantung, suara serak, hingga batuk kering yang tidak kunjung hilang — terutama saat berbaring. Rasa tidak nyaman biasanya meningkat setelah makan besar atau saat tidur malam.
GERD biasanya disebabkan oleh lemahnya katup di ujung kerongkongan. Faktor pemicunya antara lain obesitas, kehamilan, terlalu sering makan dalam porsi besar, tidur setelah makan, atau konsumsi makanan pemicu refluks seperti kopi, cokelat, alkohol, dan makanan berlemak.
Kenapa Harus Dibedakan? Penanganannya Tidak Sama
Membedakan maag dan GERD bukan sekadar soal istilah, tapi penting untuk menentukan penanganan yang tepat.
Maag bisa diatasi dengan antasida, makan teratur, dan menghindari makanan pemicu. Jika disebabkan oleh infeksi H. pylori, dokter akan memberikan antibiotik.
Sementara GERD butuh pendekatan yang lebih menyeluruh. Selain perubahan gaya hidup, GERD sering kali membutuhkan obat penghambat asam lambung jangka panjang (PPI). Dalam kasus kronis, bisa dibutuhkan pemeriksaan endoskopi atau tindakan lanjutan.
Jika salah mengira GERD sebagai maag dan hanya mengandalkan antasida, peradangan di kerongkongan bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi seperti barrett’s esophagus atau luka di kerongkongan.
Pola Makan Sehat: Kunci Utama untuk Keduanya
Meski berbeda, maag dan GERD sama-sama sangat dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup. Beberapa prinsip dasarnya meliputi:
- Makan teratur, tidak melewatkan jam makan
- Hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu
- Kurangi makanan pedas, asam, berlemak, dan gorengan
- Hindari berbaring atau tidur dalam 2 jam setelah makan
- Perbanyak konsumsi makanan lembut, sayur matang, dan buah rendah asam seperti pisang atau pepaya
DietPlus Hadir untuk Bantu Atasi Maag & GERD Lewat Pola Makan Sehat
Maag dan GERD memang sering disamakan, tapi keduanya adalah dua kondisi berbeda dengan penyebab, gejala, dan cara penanganan yang juga berbeda.
Dengan memahami perbedaannya, ZenPlus bisa lebih tepat dalam memilih langkah pemulihan — termasuk dari sisi pola makan.
Ingat, tubuh Anda memberi sinyal — dengarkan baik-baik.
Bingung menyusun menu makan sehat yang aman untuk lambung dan bisa membantu pemulihan maag atau GERD? Jangan khawatir, ZenPlus!
✔ Catering DietPlus menyediakan berbagai program diet sesuai kebutuhan Anda, termasuk diet khusus untuk maag dan GERD.
✔ Disusun oleh ahli gizi bersertifikat, dengan pemilihan bahan yang aman untuk pencernaan.
✔ Makanan sehat, lezat, dan praktis — jadi Anda bisa fokus pulih tanpa ribet.
💬 Klik tombol di bawah untuk konsultasi GRATIS dengan ahli gizi kami!
