Shani Amelia, selebgram dengan 3,6 juta pengikut, berhasil menurunkan berat badan 31 kg 10 bulan.
Setelah mencoba berbagai diet dan gagal, ia memulai kembali dengan metode intermittent fasting dan olahraga teratur.
Dengan bantuan dokter gizi, Shani memahami pentingnya porsi makan, kalori, dan memilih makanan sehat.
Ia mulai memasak sendiri, menghindari makanan tinggi tepung dan santan, serta menambah sayuran, buah, dan air putih.
Meski penuh tantangan, konsistensi membawanya pada hasil yang menginspirasi banyak orang untuk memulai diet sehat dengan pola yang tidak membebani.
Shani Amelia, selebgram dan TikToker dengan 3,6 juta pengikut, tidak hanya dikenal karena kontennya yang menghibur, tetapi juga karena perjalanan inspiratifnya dalam menurunkan berat badan.
Selain di dunia hiburan, Shani juga aktif di bidang kuliner dengan membuka restoran waralaba bernama Rameshan.
Namun, seperti banyak orang, Shani mengalami jatuh bangun dalam usaha dietnya.
Awal Mula Niat dan Tantangan
Shani telah lama menginginkan tubuh yang lebih fit dan sehat, bahkan tiap tahun baru ia selalu berdoa, “Semoga tahun depan bisa punya badan yang lebih fit dan sehat.” tulis Shani di akun TikTok pribadinya.
Meski niatnya kuat, upaya ini sering terhenti di tengah jalan. “Sebenernya sih niatnya udah dari kapan tau, selama 2 tahun terakhir juga udah beberapa kali nyoba diet tapi selalu gagal di minggu kedua atau ketiga.” tulisnya di akun Instagram.
Pada pertengahan tahun 2022, Shani sempat berkonsultasi dengan dokter gizi, tetapi gagal total dalam waktu kurang dari sebulan.
Shani telah mencoba berbagai jenis diet selama 29 tahun hidupnya. Mulai dari diet keto, diet makan 5 kali sehari, hingga intermittent fasting.
Namun, ia menyadari bahwa diet yang terlalu membatasi makanan hanya membuatnya merasa stres dan akhirnya kembali ke kebiasaan lama.
Hal ini memotivasi Shani untuk mencari pendekatan yang lebih sesuai dengan gaya hidupnya.
Penasaran dengan pola diet yang Shani jalani? Yuk simak cara dietnya hingga sukses turun 31 kg dalam 10 bulan berikut ini:
1. Memulai dengan Intermittent Fasting
Pada April – Mei 2024, Shani mencoba diet dengan pendekatan intermittent fasting (IF) 15:9, di mana ia makan dalam jendela waktu tertentu hingga pukul 9 malam.
Meski masih makan apa saja tanpa pantangan, pola ini membuat berat badannya stabil selama sebulan.
Akhir Mei hingga Juni 2024, Shani memperketat pola makannya dengan intermittent fasting 20:4, yaitu makan sekali sehari, masih dengan menu favoritnya dengan porsi yang lebih diatur.
2. Mulai Olahraga dengan Teratur
Pertengahan Juni, ia mulai berolahraga, dari senam hingga treadmill, dan dalam satu bulan, berat badannya berhasil turun hingga 8 kg.
Hasil ini membuatnya senang, meski ia mulai khawatir akan keseimbangan gizinya.
3. Konsultasi ke Dokter Gizi
Meskipun berat badannya menurun, Shani merasa pola dietnya tidak seimbang dan khawatir akan kekurangan gizi.
Setelah berdiskusi dengan beberapa teman, ia akhirnya berkonsultasi dengan dokter gizi.
Shani mengungkapkan pentingnya niat dan konsistensi, “Percuma mau ke 1000 dokter gizi kalau niatnya gak cukup dan gak bisa konsisten, ya pasti bakal gagal maning gagal maning.”
Konsultasi ini mengubah perspektifnya tentang diet.
Dokter menjelaskan alasan mengapa beberapa makanan perlu dibatasi, bagaimana mengatur porsi makan yang tepat, dan berapa jumlah kalori yang harus ia kurangi untuk menurunkan berat badan secara konsisten.
Shani menyadari bahwa “diet” bukan berarti makanan yang hambar atau tidak nikmat—banyak alternatif lezat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan gizi.
Dari konsultasi tersebut, dokter juga memberinya meal plan khusus yang disesuaikan dengan pola intermittent fasting yang sudah ia jalani.
Dengan begitu Shani bisa lebih fokus dan teratur dalam menjalani diet tanpa harus merasa tersiksa.
4. Memasak Sendiri dan Banyak Minum Air Putih
Hasil konsultasi membuat Shani memahami makanan yang harus dikurangi dan diprioritaskan.
Ia juga mulai menghindari konsumsi makanan yang terlalu manis, asin, santan, tepung, dan gorengan.
Memasak sendiri menjadi pilihan Shani untuk mengontrol bahan dan porsi makanan.
Beberapa perubahan termasuk mengganti bahan makanan seperti beras biasa dengan beras porang, mi dengan mi shirataki, serta memilih protein rendah lemak tanpa kulit.
Untuk bumbu, ia menggunakan kecap atau saus tiram rendah kalori agar makanannya tetap lezat.
Shani mengurangi proses menggoreng dengan banyak minyak, dan menggunakan air fryer sebagai alternatif.
Sayuran seperti selada, kangkung dan brokoli menjadi andalannya, sementara buah kaya serat seperti apel, jeruk dan pepaya melengkapi pola makan sehatnya.
Ia juga memastikan tubuhnya terhidrasi dengan minum cukup air putih.
5. Konsisten Meski Ada Tantangan
Seperti orang lain, Shani menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan dietnya.
Dari menahan godaan saat berkumpul dengan teman hingga menghadapi stres saat berat badan naik tiba-tiba, terutama saat menjelang siklus PMS.
Namun Shani tetap positive thinking dan menjalani dietnya. Kunci dari keberhasilan diet Shani adalah konsistensi.
Kesimpulan
Perjalanan Shani ini menjadi contoh nyata dari usaha keras dan tekad dalam mencapai tubuh yang lebih sehat.
Dari berat awal 100 kg hingga 69 kg, perjuangan Shani menjadi inspirasi bagi banyak orang yang berjuang untuk hidup lebih sehat dan seimbang.
Bagi ZenPlus yang ingin memulai diet sehat seperti Shani, ingatlah bahwa diet yang sukses adalah diet yang bisa Anda jalani dengan bahagia dan tanpa rasa terbebani.
Mulailah dengan langkah kecil, temukan pola yang sesuai dengan kebutuhan Anda, dan tetaplah konsisten.
Jadi bagaimana ZenPlus, siap memulai perjalanan hidup sehat Anda?