Banyak orang masih takut makan kuning telur karena dianggap pemicu kolesterol tinggi, padahal yang justru lebih berbahaya adalah gorengan dengan kandungan lemak transnya.
Dengan memahami perbedaan kolesterol makanan dan kolesterol darah, Anda bisa menempatkan kuning telur sebagai bagian dari pola makan sehat tanpa rasa khawatir berlebihan.
Manfaat Membaca Artikel untuk Zenplus
- Paham bedanya kolesterol makanan vs kolesterol darah
- Tahu porsi kuning telur yang aman untuk dikonsumsi
- Bisa memilih sumber protein dengan lebih bijak
- Mengurangi risiko kesehatan dengan membatasi lemak trans
Zenplus, siapa di sini yang masih takut makan kuning telur karena katanya bikin kolesterol tinggi, tapi kalau ada gorengan lewat langsung aja ambil? 😏
Pola pikir ini masih sering banget ditemui. Kuning telur jadi “kambing hitam”, sementara gorengan yang jelas-jelas tinggi lemak trans malah dianggap nggak apa-apa asal “nggak tiap hari”.
Padahal, kalau mau jujur, yang justru perlu diwaspadai ya gorengan itu. Yuk, kita bahas bareng-bareng biar nggak salah kaprah lagi soal kuning telur dan kolesterol.
Mitos vs Fakta Kuning Telur
Iya, kuning telur memang mengandung kolesterol—sekitar 186 mg per butir. Fakta ini bikin banyak orang langsung jaga jarak.
Tapi riset terbaru menunjukkan, kolesterol makanan itu nggak selalu bikin kolesterol darah naik, apalagi kalau pola makan Anda sehat dan seimbang.
Tubuh kita bahkan memproduksi kolesterol sendiri di hati. Kalau asupan kolesterol dari makanan naik, hati bisa “ngurangin” produksinya biar tetap seimbang.
Jadi, makan 1–2 kuning telur sehari itu nggak otomatis bikin kolesterol darah melonjak, lho.
Kolesterol Makanan vs Kolesterol Darah: Penting Banget Tahu Bedanya

Banyak yang takut makan kuning telur cuma karena dengar kata “kolesterol”. Masalahnya, nggak semua paham kalau kolesterol itu ada dua konteks yang berbeda:
- Kolesterol makanan → kolesterol yang masuk lewat makanan (kuning telur, seafood, daging).
- Kolesterol darah → kadar kolesterol di aliran darah, yang dipengaruhi pola makan keseluruhan, berat badan, aktivitas fisik, dan genetika.
Nah, ini penting karena kolesterol darah lebih sering naik gara-gara lemak jenuh dan lemak trans (misalnya dari gorengan) ketimbang dari kolesterol makanan itu sendiri.
Paham ini, cara pandang kita ke kuning telur bisa berubah—dari “musuh” jadi bagian diet sehat.
Kenapa Harusnya Lebih Waspada Gorengan

Gorengan itu juara banget sebagai sumber lemak trans, apalagi kalau digoreng di minyak yang sama berkali-kali.
Lemak trans ini terbukti menaikkan LDL (kolesterol jahat) sekaligus nurunin HDL (kolesterol baik).
Kalau dibandingkan, makan 1–2 kuning telur sehari buat orang sehat itu jauh lebih aman ketimbang nyemil gorengan.
Jadi kalau selama ini Anda santai makan bakwan tapi was-was sama telur rebus, mungkin udah waktunya dibalik, kan?
Berapa Banyak Kuning Telur yang Aman?
Dulu sih anjurannya maksimal 1 butir per hari.
Tapi riset terbaru—salah satunya dari American Journal of Clinical Nutrition (2018)—menemukan bahwa konsumsi sampai 3 telur utuh per hari pada orang sehat nggak meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke.
Buat yang sehat, aktif, dan makanannya seimbang, 2–3 telur utuh per hari biasanya aman. Atlet atau yang rajin latihan bahkan bisa lebih, disesuaikan kebutuhan.
Kalau punya riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung, tetap konsultasi ke dokter, ya. Dan biasanya akan disarankan fokus ke putih telur yang rendah lemak tapi tetap tinggi protein.
Cara Bijak Menikmati Kuning Telur

Kalau Zenplus mau dapat manfaat kuning telur tanpa khawatir berlebihan, kuncinya ada di porsi dan konteks:
- Atur porsi harian → Kalau pagi udah makan 2 telur utuh, siang dan malam bisa pilih protein rendah lemak seperti dada ayam atau ikan.
- Kombinasi cerdas → Campur 1 kuning telur dengan beberapa putih telur atau protein nabati seperti tempe.
- Waktu yang tepat → Konsumsi telur di sarapan atau setelah olahraga biar dukung pemulihan otot.
- Minim minyak → Hindari tambahan mentega atau minyak berlebih saat masak telur.
Kesimpulan
Zenplus, kuning telur itu bukan musuh yang harus dihindari mati-matian. Dalam pola makan sehat, dia justru bisa jadi sumber nutrisi berkualitas. Yang perlu diwaspadai malah gorengan yang penuh lemak trans.
Daripada fokus menghindari kuning telur, lebih baik perbaiki pola makan keseluruhan dan batasi sumber lemak jahat yang jelas-jelas terbukti berbahaya.
Dietplus: Diet Sehat, Nggak Ribet
Ngatur porsi kuning telur, milih protein yang pas, sampai jaga asupan lemak sehat itu memang butuh perhitungan. Nah, di Dietplus, semuanya udah kami atur untuk Anda.
Menu kami bukan cuma enak dan mengenyangkan, tapi juga disusun ahli gizi biar tetap aman buat jantung dan efektif untuk capai target diet.
Mulai aja sekarang. Rasakan bedanya kalau makan sehat jadi gampang, menyenangkan, dan hasilnya nyata.
Klik tombol dibawah untuk konsultasi langsung dengan ahli gizi DietPlus.